Anggaran Rutin & Anggaran Pembangunan

Pada masih inget pelajaran IPS waktu SD yang bahas soal anggaran rutin & anggaran pembangunan nggak? Yakin deh, waktu itu pasti ga terlalu ngerti kan apa maksudnya anggaran rutin sama anggaran pembangunan di materi pelajarannya. Well, sama donk. Hehehe…..

Jadi setelah udah lebih dewasa (baca: tua) baru ngeh sama yang dimaksud anggaran rutin & anggaran pembangunan di pelajaran kita dulu. Anggaran rutin maksudnya segala pengeluaran yang selalu ada tiap bulannya, termasuk didalamnya biaya gaji pegawai, perjalanan dinas, utilitas, perawatan infrastruktur maupun tempat2 publik, dan macem2 yang kudu dikeluarin tiap bulan.

Sementara anggaran pembangunan menyangkut pembangunan untuk kemajuan & kemudahan hidup yang biasanya menyangkut hajat hidup orang banyak. Contohnya disini pembangunan jalan raya, terminal, pasar, bandara, sekolah, dan banyak lagi. Kebanyakan sih anggaran pembangunan ini berkutat di pembangunan infrastruktur. Anggaran pembangunan tidak selalu ada setiap bulan/tahun, tapi hanya ketika pembangunannya masih berjalan. Misalnya nih, pembangunan pasar yang butuh waktu 3 tahun, setelah lewat 3 tahun tentunya sudah ngga dianggarkan lagi. Tapi pemeliharaannya berpindah menjadi anggaran rutin.

Anggaran rutin & anggaran pembangunan berubah seiring kemajuan jaman & kebutuhan suatu wilayah tiap waktu2 tertentu. Jadi ngga mungkin anggaran rutin & anggaran pembangunannya bakal sama setiap bulan/tahun. Anggaran rutin yang terlalu besar akan membuat sedikitnya dana yang tersedia untuk anggaran pembangunan, yang ujung2nya bakal memperlambat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tertentu.

Disadari ato tidak, arus kas pengeluaran keluarga kita juga merupakan cerminan aplikasi anggaran rutin & anggaran pembangunan ini. Anggaran rutin tiap orang/keluarga bervariasi macamnya, tapi pada dasarnya anggaran rutin mencakup pemenuhan kebutuhan pokok ditambah pengeluaran biaya2 sehari-hari yang harus kita penuhi, contohnya biaya belanja bulanan, bensin parkir & tol, biaya gaji pekerja rumah tangga, biaya sekolah anak, dan lain2 tergantung kebutuhan keluarga kita.

Kalo anggaran rutin berbeda tiap keluarga, apalagi anggaran pembangunannya. Tapi pada dasarnya, anggaran pembangunan keluarga mencakup pemenuhan kebutuhan yang dapat memberikan nilai tambah buat anggota keluarga. Contohnya disini, biaya liburan, belanja modal untuk investasi, beli rumah buat yang belum punya, biaya training & seminar atas keinginan pribadi dan lain2 tergantung kebutuhan keluarga kita.

Tidak ada angka baku yang pasti antara rasio besarnya anggaran rutin & anggaran pembangunan untuk keluarga, karena tiap keluarga tidak ada yang memiliki pola pengeluaran yang sama. Anggaran rutin yang terlalu besar membuat kita ngga punya kesempatan mengembangkan diri yang dibiayai dari anggaran pembangunan keluarga kita. Kebayang kan, kalo pengeluaran rutin bulanan keluarga kita udah banyak jadi ngga ada yang tersisa buat senang2? Rasanya hidup cuman dihabisin dari tanggal gajian satu ke tanggal gajian berikutnya buat yang karyawan.

Tapi kalo kita udah terbiasa mempunyai anggaran pembangunan di keluarga kita, rasanya jadi seperti anggaran rutin loh. Misalnya gini, buat persiapan pensiun kita udah siapin reksadana & logam mulia yang dibeli secara teratur tiap bulan. Awal2 pasti terasa berat, karena toh kita juga masih bisa survive tanpa persiapan pensiun kita tersebut. Tapi kalo inget tujuannya, bakal semangat lagi buat terus menyisihkan sebagian penghasilan demi persiapan pensiun. Jadinya bakal masuk ke anggaran rutin yang sebelumnya dimulai sebagai anggaran pembangunan.

Yuk ah, kita cek lagi pengeluaran kita. Mana yang termasuk anggaran rutin yang ngga boleh terlalu besar dan mana yang termasuk anggaran pembangunan yang bisa kita jadikan anggaran rutin sebagai kebiasaan.

Leave a comment